Profil Desa Tegaljeruk
Ketahui informasi secara rinci Desa Tegaljeruk mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil lengkap Desa Tegaljeruk, Kecamatan Pagentan, Banjarnegara. Mengungkap data geografis, demografi, potensi pertanian dan perkebunan, serta tantangan pembangunan di kawasan dataran tinggi yang subur ini.
-
Sentra Pertanian Dataran Tinggi
Desa Tegaljeruk merupakan wilayah agraris yang subur di ketinggian, menjadi penopang utama perekonomian lokal melalui komoditas hortikultura dan perkebunan.
-
Lokasi Strategis dengan Tantangan Infrastruktur
Berada di Kecamatan Pagentan, desa ini memiliki aksesibilitas yang terus berkembang namun masih menghadapi tantangan dalam pemerataan infrastruktur penunjang.
-
Masyarakat Adaptif
Penduduk Desa Tegaljeruk memiliki karakteristik masyarakat yang tangguh dan adaptif terhadap kondisi alam dataran tinggi, dengan modal sosial yang kuat dalam kegiatan kemasyarakatan.

Terletak di antara perbukitan sejuk Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Desa Tegaljeruk hadir sebagai representasi wilayah agraris yang dinamis. Jauh dari hiruk pikuk perkotaan, desa ini menyimpan potensi besar yang bertumpu pada kesuburan tanahnya. Sebagai bagian integral dari kawasan dataran tinggi Dieng yang lebih luas, Desa Tegaljeruk memainkan peran penting dalam menyokong perekonomian lokal, terutama melalui sektor pertanian dan perkebunan yang menjadi denyut nadi kehidupan warganya. Wilayah ini menjadi cerminan bagaimana sebuah komunitas dapat tumbuh dan berkembang dengan mengoptimalkan karunia alam yang dimiliki, sembari menghadapi berbagai tantangan pembangunan di era modern.
Kondisi Geografis dan Demografi
Secara administratif, Desa Tegaljeruk merupakan salah satu dari 16 desa yang berada di bawah naungan Kecamatan Pagentan. Letaknya yang berada di area pegunungan membuat topografi desa ini didominasi oleh lahan perbukitan dengan kemiringan yang bervariasi. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banjarnegara dan portal Satu Data Banjarnegara, Desa Tegaljeruk memiliki luas wilayah sekitar 4,47 km² atau 447 hektar, menjadikannya salah satu desa dengan wilayah terluas di kecamatannya.
Luasnya wilayah tersebut berbatasan langsung dengan desa-desa lain di sekitarnya. Di sebelah utara, wilayahnya bersebelahan dengan desa lain di Kecamatan Pagentan. Di sebelah timur, berbatasan dengan wilayah Kabupaten Wonosobo yang menunjukkan posisinya sebagai salah satu gerbang perbatasan antar kabupaten. Sementara itu, di sebelah selatan dan barat, Tegaljeruk berbatasan dengan desa-desa tetangga seperti Desa Majasari dan Desa Babadan.
Dari sisi kependudukan, data terakhir menunjukkan jumlah penduduk Desa Tegaljeruk yakni sebanyak 2.225 jiwa. Dengan luas wilayah 4,47 km², maka kepadatan penduduknya mencapai sekitar 498 jiwa per km². Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang relatif sedang untuk ukuran wilayah perdesaan di pegunungan, memungkinkan pemanfaatan lahan yang lebih optimal untuk kegiatan pertanian tanpa tekanan populasi yang berlebihan. Struktur demografi ini menjadi fondasi utama dalam penggerak roda perekonomian dan sosial budaya desa.
Sejarah dan Sistem Pemerintahan
Sejarah pembentukan Desa Tegaljeruk, seperti banyak desa lain di Jawa, erat kaitannya dengan pembukaan lahan dan pembentukan komunitas-komunitas kecil yang kemudian menyatu menjadi sebuah entitas pemerintahan desa. Nama "Tegaljeruk" kemungkinan besar berasal dari kondisi geografis atau flora yang pernah dominan di masa lalu, yakni area tegalan atau perladangan yang banyak ditumbuhi pohon jeruk, sebuah penamaan yang umum terjadi di masa lampau.
Saat ini, roda pemerintahan desa dijalankan oleh Pemerintah Desa Tegaljeruk yang terdiri dari Kepala Desa beserta jajaran perangkatnya. Sesuai dengan amanat undang-undang, pemerintah desa bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat. Dalam menjalankan fungsinya, Pemerintah Desa Tegaljeruk berupaya menerjemahkan kebijakan pemerintah kabupaten ke dalam program-program yang relevan dengan kebutuhan lokal.
Berdasarkan informasi dari berbagai program pembangunan di tingkat kecamatan, fokus utama pemerintahan desa saat ini ialah peningkatan infrastruktur dasar seperti perbaikan jalan usaha tani, optimalisasi saluran irigasi, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui program pendidikan dan kesehatan. Keterlibatan desa dalam forum-forum seperti Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat kecamatan menjadi bukti aktifnya peran serta dalam merumuskan arah pembangunan yang partisipatif dan berkelanjutan.
Perekonomian Desa Berbasis Pertanian
Sektor pertanian merupakan tulang punggung yang menopang hampir seluruh sendi kehidupan ekonomi masyarakat Desa Tegaljeruk. Lahan yang didominasi oleh tegalan dan kebun, sebagaimana tercatat dalam statistik sektoral Kecamatan Pagentan yang menyebutkan lebih dari 88% lahan di kecamatan ini berupa tegalan/kebun, menjadi modal utama. Iklim sejuk dan tanah vulkanik yang subur sangat ideal untuk pengembangan tanaman hortikultura bernilai ekonomi tinggi.
Berbagai komoditas sayur-mayur seperti kentang, kubis, cabai, dan bawang-bawangan menjadi pilihan utama para petani. Selain itu, sektor perkebunan juga menunjukkan geliat yang signifikan. Tanaman seperti kopi, teh, dan aneka buah-buahan subtropis memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut. Pola tanam yang diterapkan petani umumnya masih merupakan kombinasi antara metode tradisional yang diwariskan turun-temurun dengan sentuhan teknologi pertanian modern secara terbatas.
Meskipun potensinya besar, para petani juga dihadapkan pada sejumlah tantangan klasik. Fluktuasi harga komoditas di pasaran seringkali tidak menentu, membuat pendapatan petani menjadi tidak stabil. Selain itu, akses terhadap pasar yang lebih luas, penguasaan teknologi pascapanen, dan serangan hama penyakit tanaman menjadi persoalan yang terus membutuhkan solusi. Upaya diversifikasi produk, seperti pengolahan hasil pertanian menjadi produk bernilai tambah, mulai digalakkan oleh beberapa kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di desa, meskipun skalanya masih perlu diperbesar.
Infrastruktur dan Kehidupan Sosial Budaya
Pembangunan infrastruktur di Desa Tegaljeruk terus berjalan secara bertahap. Akses jalan utama yang menghubungkan desa dengan pusat kecamatan sudah beraspal dan dapat dilalui kendaraan roda empat, mempermudah mobilitas penduduk dan distribusi hasil bumi. Namun jalan-jalan desa dan jalan usaha tani di beberapa dusun masih memerlukan perhatian lebih untuk memastikan kelancaran aktivitas ekonomi warga sepanjang tahun. Jaringan listrik telah menjangkau hampir seluruh permukiman, sementara akses terhadap air bersih sebagian besar mengandalkan sumber mata air pegunungan yang dikelola secara komunal maupun melalui program PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat).
Di bidang pendidikan, terdapat lembaga pendidikan dasar seperti SD Negeri Tegaljeruk yang menjadi pusat pembelajaran formal bagi anak-anak desa. Untuk jenjang selanjutnya, para siswa biasanya melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah yang berlokasi di pusat kecamatan atau wilayah lain yang terjangkau.
Kehidupan sosial masyarakatnya sangat kental dengan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Tradisi ini tercermin dalam berbagai kegiatan, mulai dari kerja bakti membersihkan lingkungan, perbaikan fasilitas umum, hingga acara-acara keagamaan dan adat. Mayoritas penduduk memeluk agama Islam, sehingga masjid dan musala tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan sosial dan keagamaan yang mempererat tali persaudaraan antarwarga.
Potensi dan Tantangan Pembangunan
Menatap ke depan, Desa Tegaljeruk memiliki sejumlah potensi unggulan yang dapat diakselerasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Potensi utama tetap berada di sektor agraris. Pengembangan konsep agrowisata, di mana pengunjung dapat merasakan pengalaman memetik sayur atau buah langsung dari kebun, merupakan salah satu peluang yang menjanjikan. Inovasi ini dapat memberikan nilai tambah ekonomi tanpa harus mengubah secara drastis struktur mata pencaharian utama penduduk. Peningkatan produktivitas melalui penerapan pertanian organik juga bisa menjadi nilai jual tersendiri di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat akan produk sehat.
Namun, beberapa tantangan strategis perlu diatasi. Pertama, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, khususnya para petani, dalam hal manajemen usaha tani modern, literasi keuangan, dan pemasaran digital. Kedua, ancaman perubahan iklim yang dapat mempengaruhi pola tanam dan meningkatkan risiko gagal panen. Ketiga, regenerasi petani menjadi isu krusial, di mana generasi muda perlu didorong untuk melihat sektor pertanian sebagai profesi yang modern dan menguntungkan.
Sebagai penutup, Desa Tegaljeruk merupakan potret sebuah wilayah dengan fondasi agraris yang kokoh dan modal sosial yang kuat. Dengan intervensi kebijakan yang tepat sasaran dari pemerintah, kolaborasi aktif dari masyarakat, serta pemanfaatan teknologi secara bijak, desa ini memiliki prospek cerah untuk bertransformasi menjadi desa agraris yang maju, mandiri, dan sejahtera, tanpa kehilangan identitas dan kearifan lokal yang menjadi kekuatannya.